RSS

Sabtu, 23 Oktober 2010

Allegra Bridal

Allegra Bridal

Kami sangat fokus di bidang make-up bridal modern dan tradisional.
Dengan latar belakang sebagai lulusan dari sekolah rias pengantin Puspita Martha (Martha Tilaar), kami akan membantu anda mewujudkan acara pernikahan yang istimewa dan tak terlupakan. Jasa penata rias dan busana pengantin sangat penting mewujudkan kesuksesan pesta pernikahan.
Untuk konsultasi, silahkan hubungi ANNA di no telp. 082122739000/081310222689, atau via email: allegrabridal@gmail.com. Lokasi kami di Jakarta.

Modern Bridal

Modern Bridal

Kecantikan yang sesungguhnya berasal dari dalam diri (inner beauty), bukan dari luar. Allegra Bridal akan membantu memunculkan atau mempertegas kecantikan yang memang sudah anda miliki.

Solo Basahan


Solo Basahan

Gaya busana yang bermula dari salah satu tradisi busana kebesaran para raja Kasunanan Surakarta ini sebagai simbolisasi manusia pasrah kepada Tuhan akan perjalanan hidup di masa mendatang. Dalam hal ini, busana yang dikenakan oleh pasangan mempelai berupa dodot atau kampuh dengan pilihan pola/motif batik yang makin beragam. Hanya saja, pilihan motif batik kain dodot tetap berpegang pada filosofi derajat mulia yang layak dikenakan pasangan pengantin.

Busana Solo Basahan


Busana Solo Basahan

Makna dari busana basahan adalah simbolisasi berserah diri kepada kehendak Tuhan akan perjalanan hidup yang akan datang. Busana basahan mempelai wanita berupa kemben sebagai penutup dada, kain dodot atau kampuh, sampur atau selendang cinde sekar abrit (merah), dan kain jarik warna senada, serta buntal berupa rangkaian dedaunan pandan dan bunga-bunga yang bermakna sebagai penolak bala.

Jogja Paes Ageng


Jogja Paes Ageng

Tata rias dan busana pengantin khas Jogjakarta tentunya terinspirasi dari corak busana pengantin tradisi Keraton Jogjakarta. Pengantin Jogja Paes Ageng menggunakan dodot atau kampuh lengkap dengan perhiasan khusus. Paes hitam dengan sisi keemasan pada dahi, rambut sanggul bokor dengan gajah ngolig yang menjuntai indah, serta sumping dan aksesoris unik pada mempelai wanita. Pada pengantin pria, memakai kuluk menghiasi kepala, ukel ngore (buntut rambut menjuntai) dilengkapi sisir dan cundhuk mentul kecil.

Jogja Putri


Jogja Putri

Pengantin Jogja Putri menggunakan sanggul tekuk berhias sebuah mentul besar menghadap belakang dan pelat gunungan bagi mempelai wanita. Busana tradisionalnya menggunakan kebaya beludru panjang berhias sebuah bordir keemasan dan kain batik prada. Namun dengan banyaknya sentuhan modern, muncullah gaya Kesatrian Modifikasi yang terinspirasi dari tata rias Jogja Putri. Yang membedakan adalah busana yang digunakan adalah kebaya bahan lace berpadu kain prada, bersanggul gelung tekuk berhias cundhuk mentul (kembang goyang) serta untaian melati menjuntai di dada . Mempelai pria berbusana beskap putih dipadu bawahan kain batik prada serta blangkon penutup kepala.

Sunda Siger


Sunda Siger

Busana pengantin Sunda Siger juga terinspirasi dari busana putri-putri kerajaan Sunda di masa lampau. Pengantin wanita Sunda Siger mengenakan kebaya brokat kuning atau krem. Perhiasan yang dikenakan yaitu Kelat Bahu di kedua lengan, gelang permata, cincin permata dan dua buah kalung pendek dan panjang.
Di bagian bawah, kain batik dengan motif khusus yaitu Lereng Eneng Prada atau Sido Mukti dengan wiron (lipatan pada bagian depan kain) sebagai pemanis. Sama halnya dengan pengantin Sunda Putri, pengantin Sunda Siger biasanya mengenakan selop yang terbuat dari bahan yang sama dan warna senada dengan kebaya pengantin. Pengantin wanita akan terlihat cantik menyeluruh, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sederhana namun tetap elegan.
Sama halnya dengan pengantin Sunda Putri, pengantin pria pun mengenakan Jas buka Prangwedana berwarna sama dengan pengantin wanita. Demikian pula dengan kain batik yang dikenakan pengantin pria, harus sama dengan pengantin wanita, yaitu kain batik corak Lereng-eneng atau Sido Mukti. Pengantin pria juga memakai Bendo hiasan permata, Boro Sarangka (tempat menyimpan keris), dan keris sebagai pelengkap.